Friday, November 20, 2009

FOSMALANG165:Bila Kebahagiaan Dinilai dengan Uang


Paul Frijters, seorang profesor dari The Queensland University of Technology, Australia menghabiskan waktu delapan tahun untuk mengetahui efek pernikahan terhadap perasaan bahagia dan kualitas hidup 10.000 orang di Inggris. Studi dilakukan secara acak, begitu juga dengan para partisipan.

Partisipan diminta untuk mengisi kuesioner tentang tingkat kepuasan dan kebahagiaan mereka setelah menikah. Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat kebahagiaan adalah 1-10. Hasilnya, rata-rata partisipan memberi skala 8 setelah menikah.

Hal ini yang akhirnya mendorong Frijters untuk melakukan analisis ekonomi mengukur harga sebuah kebahagiaan pada beberapa momentum seperti pernikahan, perceraian, dan ketika memiliki penyakit.

Frijters menemukan bahwa setelah menikah rata-rata orang merasa paling bahagia saat memiliki anak. Namun beberapa bulan dan tahun setelah menikah, tingkat kebahagiaan itu terus-menerus berkurang.

Jika bahagia bisa dikonversi dalam bentuk uang, maka kebahagiaan yang didapat pria setelah menikah jauh lebih besar ketimbang wanita. Setelah menikah, kebahagiaan pria bisa mencapai 18.000 poundsterling atau Rp 284 juta (kurs 15.800/GBU) sedangkan wanita hanya sekitar 9.000 poundsterling atau Rp 142 juta. Efek stres setelah berumah tangga ternyata jauh lebih banyak menimpa wanita.

Peneliti menduga, wanita menjalani hidup yang lebih stres ketika berumah tangga. Sementara itu, setelah menikah pria justru akan lebih bahagia karena beberapa faktor, salah satunya yaitu terpenuhinya kebutuhan biologisnya yang bisa meningkatkan perasaan bahagia.

Selain itu, Frijters juga menyebutkan bahwa ditinggal mati oleh pasangan akan lebih merugikan pria daripada wanita. Menurut kalkulasi, pria akan mengalami kerugian atau kehilangan perasaan bahagia hingga 350.000 poundsterling sedangkan wanita hanya 73.000 poundsterling.

"Perasaan bahagia wanita biasanya meningkat setelah punya rumah baru atau barang baru. Ini menunjukkan bahwa uang punya efek yang besar untuk sebuah kebahagiaan," tutur Frijters. (kis/dtk/jko/sam)

0 comments:

Post a Comment