Monday, November 16, 2009

FOSMALANG165:Rumah Apung untuk Korban Gempa Sumbar


wpcom
Sebanyak 150 unit rumah terapung di atas Danau Maninjau akan dibangun untuk merelokasi warga Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat, yang merupakan korban gempa.

Relokasi dilakukan berdasarkan desakan tim geologi yang menyatakan bahwa lokasi tersebut tidak layak huni dan berpotensi menjadi kuburan massal.

Menurut Bupati Agam Aristo Munandar, pemerintah daerah yakin konsep 'negeri atas air' ini akan menjadi alternatif bagi warga Tanjung sani yang saat ini mengungsi di Sungai Batang.

"Karena konsepnya menjaga dan memperbaiki lingkungan danau (Maninjau) kita optimis konsep ini bisa ditindaklanjuti secepatnya," ujar Bupati Agam Aristo Munandar.

Pembangunan rumah terapung ini nantinya juga dirancang memperbaiki kondisi petani keramba yang berada di sekitar danau. "Konsep ini paling tidak membantu warga agar tidak terlalu jauh berada di tanah ulayat miliknya," kata Aristo.

Menurut Aristo, pihaknya akan bekerjasama dengan alumni Institut Tekhnologi Bandung (ITB) untuk menyiapkan dan mengkaji realisasi pembangunan rumah terapung.

Pasca gempa 7,9 Skala Richter yang mengguncang Sumbar akhir September lalu, rumah masyarakat, sarana pendidikan dan rumah ibadah, merupakan tiga objek yang paling parah dihajar gempa melanda Sumatera Barat. Sedikitnya 238 ribu unit rumah masyarakat mengalami kerusakan. Hampir 50 persen di antaranya tak bisa digunakan lagi.

Berdasarkan data resmi Satkorlak Sumbar dari 238 ribu rumah yang rusak itu, sebanyak 122 ribu unit lebih termasuk dalam katagori rusak berat dan tidak dapat dihuni kembali oleh masyarakat. Dan yang lainnya, 100 ribuan unit rumah, masuk katagori rusak sedang dan ringan.

Termasuk di antaranya sekitar 1.000 kepala keluarga (kk) di nagari Tanjung Sani dan Bayur yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka. Tim ahli geologi menyatakan lokasi rumah mereka masuk kawasan zona merah dan rentan terhadap bahaya longsor.

Saat ini, sekitar 564 KK mengungsi di tenda-tenda darurat di nagari Sungai Batang, di sepanjang Danau Maninjau. Sedangkan sejumlah KK telah eksodus ke sejumlah daerah seperti Pekanbaru dan Jakarta. (vn/rm/ika– www.esqmagazine.com)

0 comments:

Post a Comment